Senin, 29 Desember 2008

Controh Proposal Kegiatan

Controh Proposal Kegiatan


Projek Proposal

Kerjasama Pendakian Gunung Dempo

KPA BASS PAL dan Yayasan


A. PENDAHULUAN

Manusia tak akan dapat hidup dengan tenang jika tidak mampu membangun harmoni dengan lingkungan alam tempat dia hidup dan berinteraksi. Bahkan sudah umum diyakini, bahwa manusia adalah mikrokosmos dan alam semesta adalah makrokosmos. Ini memberi gambaran mengenai betapa pentingnya hubungan yang saling mendukung antara aktifitas dan kesadaran manusia dengan fakta terdapatnya lingkungan alam.

Mensyukuri ni'mat Allah SWT, salah satunya dapat berwujud upaya seseorang untuk membangun hubungan harmoni dengan lingkungan alamnya. Kegiatan penanaman sejuta pohon adalah contoh dari hubungan harmonis dan positif antara seorang manusia dengan alam sekitarnya. Karena bagaimanapun juga sebagian besar dari aktifitas masyarakat modern, baik disadari maupun tidak, adalah sangat merugikan bagi kelestarian lingkungan hidup. Setiap hari beribu ton gas beracun disumbangkan manusia ke alam sekitarnya melalui aktifitasnya menaiki kendaraan bermotor. Dan tentu manusia tidak dapat menetralkan racun tersebut, sementara pepohonan di alam semesta malah harus tumbuh dengan menyerap gas beracun tersebut dan sebaliknya mengeluarkan zat yang amat sangat dibutuhkan manusia yaitu oksigen. Ini menjadi sebuah fakta bahwa harmoni antara manusia dan lingkungan alamnya akan membuat kehidupan berlangsung dengan seimbang, damai dan menyehatkan.

Begitu juga halnya dengan upaya kalangan pemuda dan pemudi dalam menumbuhkan rasa harmoni antara diri dan lingkungan alamnya akan banyak membantu dan mendukung upaya membangun harmoni antara diri manusia dengan lingkungan hidupnya. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan perenungan alam (tadabbur alam), baik melalui kegiatan penjelajahan bebas maupun pendakian gunung.

Sehubungan dengan kepentingan menumbuhkan pengalaman dan kesadaran akan pentingnya membangun dan menjaga harmoni antara diri manusia dengan lingkungan alamnya, maka kami dari KPA BASS PAL menawarkan sebuah usulan proyek kerjasama pendakian gunung dempo bersama mahasiswa PALKOMTEK. Besar harapan kami deskripsi dalam proposal ini akan memberi kejelasan yang memadai bagi kegiatan ini.


B. HASIL (OUTPUT) YANG DIHARAPKAN DARI PELAKSANAAN KEGIATAN INI

Pelaksanaan Kegiatan Pendakian Gunung Dempo, diharapkan dapat menghasilkan beberapa hal berikut:

1. Terbentuknya kesadaran yang tinggi dalam diri pemuda, pemudi dan kalangan intelektual mahasiswa mengenai pentingnya pelestarian lingkungan hidup dan membangun hubungan yang harmonis antara eksistensi manusia dan pasifitas alam.

2. Pengalaman positif dan membangun bagi kalangan pemuda dan intelektual mahasiswa dalam berinteraksi dengan alam gunung secara langsung.

3. Momen penting bagi kerjasama pemuda dan intelektual mahasiswa dalam kegiatan bernuansa lingkungan alam.

4. Sarana efektif bagi promosi aktifitas kemahasiswaan rekan-rekan sekaligus lembaga PALKOMTEK.

5. Terabadikannya citra harmonis PALKOMTEK dengan lingkungan alam, baik melalui pengibaran bendera PALKOMTEK di Puncak Gunung Dempo, maupun dokumentasi dan publikasi kronologi pendakian Gunung Dempo oleh Tim KPA BASS PAL dan PALKOMTEK.

C. GAMBARAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Minggu I Agustus : Briefing Tim dan Penentuan Tugas, dan Jadwal Latihan Pendakia

 Latihan-latihan

Minggu II Agustus : Gladi Resik I

 Gladi Resik II

 Fiksasi Perlengkapan, Logistik dan lainnya.

 Tanggal 11 Agustus: Press Release dan Pelepasan Resmi oleh Pihak PALKOMTEK dan KPA BASS PAL.

 Tanggal 12 - 19 Agustus: Proses Pendakian dan Turun.

Minggu I September : Laporan Kegiatan ke Pihak Sponsor dalam hal ini PALKOMTEK oleh TIM.


D. TIPE KERJASAMA ANTARA KPA BASS PAL DAN PALKOMTEK

KPA BASS PAL dalam hal ini bermitra dengan PALKOMTEK untuk kegiatan Pendakian Gunung Dempo dalam Rangka Memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke- 62, dengan sponsor biaya perjalanan dan kegiatan dari Pihak PALKOMTEK.

Diajukan untuk disepakati beberapa poin berikut sebagai gambaran hak dan tanggung jawab yang tercipta dalam kerjasama ini, yaitu antara lain;

1. Pihak sponsor berkewajiban untuk membiayai keseluruhan biaya perjalan dan pendakian, baik semasa pelatihan persiapan dan semasa pelaksanaan perjalanan pendakian Gunung Dempo.

2. Pihak sponsor berkewajiban untuk melakukan Press Release di Koran-koran lokal dengan tetap menyatakan posisi KPA BASS PAL sebagai bagian dari TIM EKSPEDISI PENDAKIAN GUNUNG DEMPO.

3. Pihak sponsor berhak untuk menempelkan logo-logonya di seluruh perlengkapan pendakian dan perjalanan TIM.

4. Pihak KPA BASS PAL berkewajiban untuk mendampingi TIM dari PALKOMTEK untuk dapat dengan efektif melakukan pendakian Gunung Dempo.

5. Pihak KPA BASS PAL berhak untuk menentukan rute dan aturan pendakian TIM.

6. Pihak KPA BASS PAL berhak untuk menggunakan atribut dan mengibarkan bendera-bendera keorganisasiannya.

7. Pihak KPA BASS PAL berhak untuk melanjutkan dan mengusulkan jenis kerjasama bernuansa alam dan lingkungan hidup dengan lembaga PALKOMTEK.

Sehingga secara garis besar, tipe kerjasama ini, antara Pihak KPA BASS PAL dan PALKOMTEK adalah kerjasama saling memahami, dan saling melengkapi serta sejajar.

E. KEBUTUHAN ANGGARAN

Pos Persiapan

· 4 Kali Latihan @ Rp. 100.000 X 4 = Rp. 400.000,00+

Sub Total 1 = Rp. 400.000,00

Pos Perlengkapan

· 10 bh baju LAPANGAN Tim @ Rp. 45.000,00 X 10 = Rp. 450.000,00

· 10 bh baju seragam PALKOMTEK @ Rp. 45.000 X 10 = Rp. 450.000,00

· 10 bh baju seragam KPA BASS PAL @ Rp. 45.000 X 10 = Rp. 450.000,00

· 2 bh Tenda Dom isi 5 org @ Rp. 600.000 X 2 = Rp.1.200.000,00

· 4 bh Tas Pendakian @ Rp. 450.000 X 3 = Rp.1.800.000,00

· 2 bh Kompor Gas @ Rp. 150.000 X 2 = Rp. 300.000,00

· 10 bh tabung gas @ Rp. 8000 X 10 = Rp. 80.000,00

· 2 unit Rantang Misting @ Rp. 85.000 X 2 = Rp. 170.000,00

· 4 unit lampu lembada @ Rp. 35.000 X 4 = Rp. 140.000,00

· 5 unit slipingbad @ Rp. 125.000 X 5 = Rp. 625.000,00

· P3K dan Obat-obatan @ Rp. 100.000 = Rp. 100.000,00

· 2 bh Bendera KPA BASS PAL 2M @ 25.000 X 2 X 2 = Rp. 100.000,00

· 2 bh Bendera PALKOMTEK 2 M @ 25.000 X 2 X 2 = Rp. 100.000,00

· 1 Spanduk Ekspedisi 10 M @ 25.000 X 10 = Rp. 250.000,00+

Sub Total 2 = Rp.6.215.000,00

Pos Dokumentasi dan Publikasi

· Film Photo 4 roll isi 36 @ Rp. 30.000 X 4 = Rp. 120.000,00

· Cuci Cetak 4 roll isi 36@ Rp. 750 X 36 X 4 = Rp. 108.000,00

· Sewa Handy Cam 6 Hari @ Rp. 50.000 X 6 = Rp. 300.000,00

· Kaset Handy Cam 3 Buah @ Rp. 75.000 X 225.000 = Rp. 225.000,00

· Transfer CD @ Rp. 50.000 X 3 = Rp. 150.000,00

· Publikasi Radio Lokal = Rp. 250.000,00

· Publikasi Koran Lokal = Rp. 250.000,00

· Publikasi TV Lokal = Rp. 500.000,00+ Sub Total 3 = Rp.1.903.000,00

Pos Transportasi

· Transport Latihan 4 kali Pertemuan @ 100.000 X 4 = Rp. 400.000,00

· Sewa Angkot Ke Terminal (PP) @ Rp. 100.000 X 2 = Rp. 200.000,00

· Palembang – Pgr.Alam (PP) @ Rp. 45.000 X 10 X 2 = Rp. 900.000,00+

Sub Total 4 = Rp.1.500.000,00

Pos Logistik

· 4 dus mie instant @ Rp. 40.000 X 4 = Rp. 160.000,00

· Ikan Sardens 10 kaleng Rp. 4.000 X 10 = Rp. 40.000,00

· Biskuit 20 bks @ Rp. 4000 X 20 = Rp. 80.000,00

· Susu 50 saset @ Rp. 1000 X 50 = Rp. 50.000,00

· Garam kasar 4 bks @ Rp. 1000 = Rp. 4000,00

· Minuman Supleman 20 bks @ Rp. 1000 X 20 = Rp. 20.000,00+

Sub Total 5 = Rp. 354.000,00

Pos Lain-lain

· Dana tak terduga = Rp.1.000.000,00+

Sub Total 6 = Rp.1.000.000,00


Rekapitulasi Anggaran Biaya

Pos Persiapan = Rp. 400.000,00

Pos Perlengkapan = Rp.6.215.000,00

Pos Dokumentasi dan Publikas = Rp.1.903.000,00

Pos Transportasi = Rp.1.500.000,00

Pos Logistik = Rp. 354.000,00

Pos Lain-lain = Rp.1.000.000,00+

Total Keseluruhan Biaya = Rp.11.372.000,00

F. PENUTUP

Demikianlah proposal kerjasama ini diajukan untuk dapat ditindaklanjuti. Atas semua kesalahan bahasa kami mohon maaf dan permakluman. Dan semoga proposal ini dapat dikongkritkan dan akan menjadi sebuah awal yang baik bagi kerjasama jangka panjang antara pihak KPA BASS PAL dan PALKOMTEK. Berikutnya tak lupa kami ucapkan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya atas niatan baik PALKOMTEK untuk ikut serta membimbing dan mengembangkan pengalaman dan profesionalitas KPA BASS PAL, semoga Allah SWT selalu merahmati dan melindungi kita semua. Amin.

Ketua Pelaksana Sekertaris

Angga Saputra Ario Susilo

B.0 B.06

Mengetahui,

Ketua Umum

KPA BASS PAL

DENNIANSYAH

B.13

LAMPIRAN.

TIM PENDAKI GUNUNG DEMPO KPA BASS PAL DAN PALKOMTEK

Pembina

PIMPINAN PALKOMTEK

SUHERMAN WAHID SE.,MM.

Pelindung

KETUA YAYASAN PALKOMTEK

HENDRI

Penanggung Jawab Kegiatan

KETUA UMUM KPA BASS PAL

DENNI

Ketua Pelaksana Pendakian

Angga Saputra

TIM EKSPEDISI PALKOMTEK

ROBBY

NIS.06.012.1392

IKMAL

NIS.06.012.1269

YAYAN

NIS.06.012.1384

TONY

NIS.06.012.1

TIM EKSPEDISI KPA BASS PAL

ARIO SUSILO

B.06

ANGGA SAPUTRA

B.0

ARIS HIDAYAT

B.08

ARIS

B.08

Apriansyah

B.10

Ivan



Proposal ini telah terealisasikan, ini merupakan awal dari pembentukan Unit Kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam di Yayasan Palcomtech Palembang Sumatera Selatan. dan Sekarang UKM Pencinta Alam tersebut telah berdiri dari langkah awal yang telah dibuat oleh anak KPA BASS PAL.



Untuk men download file berikut, silahkan anda klik link di bawah ini


http://www.ziddu.com/downloadfile/3123028/ProposalPalkomtek.doc.html

Jumat, 26 Desember 2008

Contoh Proposal Pembentukan UKM

Contoh Proposal Pembentukan UKM

PROPOSAL
PEMBENTUKAN UNIT KEGIATAN MAHASISWA
MAHASISWA PENCINTA ALAM







Yang diajukan oleh :
Tim Persiapan Pembentukan Unit Kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam Palcomtech










Letakkan lambang Palcom diatas ini

PALCOMTECH
TH. 2007


Projek Proposal
Pembentukan Unit Kegiatan Mahasiswa
Mahasiswa Pencinta Alam PALCOMTECH

A. PENDAHULUAN
Manusia tak akan dapat hidup dengan tenang jika tidak mampu membangun harmoni dengan lingkungan alam tempat dia hidup dan berinteraksi. Bahkan sudah umum diyakini, bahwa manusia adalah mikrokosmos dan alam semesta adalah makrokosmos. Ini memberi gambaran mengenai betapa pentingnya hubungan yang saling mendukung antara aktifitas dan kesadaran manusia dengan fakta terdapatnya lingkungan alam.
Mensyukuri ni'mat Allah SWT, salah satunya dapat berwujud upaya seseorang untuk membangun hubungan harmoni dengan lingkungan alamnya. Kegiatan penanaman sejuta pohon adalah contoh dari hubungan harmonis dan positif antara seorang manusia dengan alam sekitarnya. Karena bagaimanapun juga sebagian besar dari aktifitas masyarakat modern, baik disadari maupun tidak, adalah sangat merugikan bagi kelestarian lingkungan hidup. Setiap hari beribu ton gas beracun disumbangkan manusia ke alam sekitarnya melalui aktifitasnya menaiki kendaraan bermotor. Dan tentu manusia tidak dapat menetralkan racun tersebut, sementara pepohonan di alam semesta malah harus tumbuh dengan menyerap gas beracun tersebut dan sebaliknya mengeluarkan zat yang amat sangat dibutuhkan manusia yaitu oksigen. Ini menjadi sebuah fakta bahwa harmoni antara manusia dan lingkungan alamnya akan membuat kehidupan berlangsung dengan seimbang, damai dan menyehatkan.
Begitu juga halnya dengan upaya kalangan pemuda dan pemudi dalam menumbuhkan rasa harmoni antara diri dan lingkungan alamnya akan banyak membantu dan mendukung upaya membangun harmoni antara diri manusia dengan lingkungan hidupnya. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan perenungan alam (tadabbur alam), baik melalui kegiatan penjelajahan bebas maupun pendakian gunung.
Sehubungan dengan kepentingan menumbuhkan pengalaman dan kesadaran akan pentingnya membangun dan menjaga harmoni antara diri manusia dengan lingkungan alamnya, maka kami sebagai Mahasiswa Palcomtech menganggap perlu adanya suatu wadah yang menaungi kami, yang mendidik dan melatih kami untuk menjadi manusia yang Positif serta mempunyai tekad, mental yang dan jasmani yang sehat.


B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari adanya Unit Kegiatan Mahasiswa ini, adalah;
• Membangun citra Palcomtech yang juga mendukung adanya Unit Kegiatan Mahasiswa.
• Sebagai pelengkap dalam struktur-struktur kepengurusan kegiatan mahasiswa.
• Mencari bibit-bibit atlet yang mempunyai Jasmani dan Rohani yang sehat.
• Menambah minat dan bakat Mahasiswa untuk aktif dan tertarik kepada Palcomteh
Tujuan dari adanya Unit Kegiatan Mahasiswa ini, adalah
• Menjadikan kampus menjadi ajang interaktif untuk kegiatan yang positif khususnya dibidang Pencinta Alam.
• Menyalurkan minat dan bakat mahasiswa.
• Menyalurkan mahasiswa yang mempunyai hobi-hobi yang positif untuk menjadi atlet khususnya dibidang Pencinta Alam
• Sebagai deligasi kampus dalam Pekan Olahraga Mahasiswa (POM)

C. PENJELASAN MENGENAI UKM
• Apa itu UKM MAPALA ?
Unit Kegiatan Mahasiswa atau yang selanjutnya disebut dengan UKM, yang khususnya UKM mahasiswa pencinta alam yang selanjutnya disebut MAPALA adalah salah satu UKM yang nantinya ada dalam UKM Palcomtech. UKM MAPALA adalah UKM yang lebih berbidang kepada kegiatan alam bebas sehingga diperlukan bibit yang mempunyai semangat, mental, jiwa dan rohani yang kuat. Oleh karena itu perlulah suatu wadah yang dapat mendidik masiswa untuk menjadi mahasiswa yang mampu bersaing dan sportif dalam setiap kegiatan dan kehidupan sehari-hari terutama dilingkungan kampus.
• Keuntungan PALCOMTECH mempunyai UKM MAPALA ?
Keuntungan mempunyai UKM MAPALA adalah wujud dari sempurnanya suatu kampus yang mempunyai unit-unit kegiatan yang merupakan wujud sehatnya suatu kampus. Mahasiswa yang menjadi bibit dari UKM MAPALA akan digemleng untuk menjadi mahasiswa yang mandiri yang tidak cengeng, yang sehat jasmani dan rohani serta sebagai Negosiator yang unggul dalam kehidupan sehari-harinya.
• APA SAJA KEGIATAN UKM MAPALA
Kegiatan MAPALA lebih banyak kealam bebas, seperti Pendakian Gunung, Expedisi yang dapat berupa Gunung, laut, Hutan. Kemudian Panjat tebing, Olah raga Arum Jeram (ORAM) dan susur goa.MAPALA biasanya juga mempunyai kegiatan sosisal seperti mengikuti pengumpulan dana untuk korban bencana alam, ataupun melakukan bakti social (BAKSOS). Serta melakukan atau mengikuti Penanam Pohon.
Tujuan MAPALA pada umumnya adalah untuk melakukan silaturrahmi antar masyarakat, sesama Pencinta Alam maupun sesama Mahasiswa yang sesuai dengan Kode Etik Pencinta Alam. Dan yang menjadi tujuan khusus dari Pencinta Alam adalah melakukan perenungan alam (tadabbur alam) yaitu menghargai Sang Pencipta-Nya.



D. WARNA DAN BENTUK LAMBANG UKM MAPACOMTECH

ATAS KESEPAKATAN BERSAMA


E. NAMA YANG DIAJUKAN UNTUK UNIT KEGIATAN MAHASISWA

“ UNIT KEGIATAN MAHASISWA
MAHASISWA PENCINTA ALAM PALCOMTECH ”
Atau dapat disingkat dengan
“ MAPACOMTECH “


F. GAMBARAN RENCANA PELAKSANAAN UKM
Minggu I Agustus : - pengajuan Proposal UKM
- Sering dengan pihak PALCOMTECH
Minggu II September : - Pengesahan UKM MAPALA
- Pelantikan Pengurus beserta dosen Pembina UKM MAPALA
- Pencarian bibit baru yang disesuaikan dengan pengenalan UKM sewaktu Orientasi Mahasiswa.
Minggu III September : - Penyusunan Anggaran belanja dan Program kerja mingguan, bulanan, dan tahunan.
Minggu IV September : - DIKLATSAR Pioneer MAPACOMTECH oleh KPA BASS PAL
Minggu VI : - Pelaksanaan DIKLATSAR Angkatan Ke-1 MAPACOMTECH selama 4 minggu yang dibagi menjadi 4X pertemuan.
Minggu X : - Pelantikan Angkatan Ke-1 MAPACOMTECH

Adapun gambaran rencana pelaksanaan UKM diatas Bersifat Fleksibel, dapat berubah dan dapat disesuaikan kembali.

G. PENUTUP
Demikianlah proposal pengajuan Unit Kegiatan Mahasiswa ini diajukan untuk dapat ditindaklanjuti. Atas semua kesalahan bahasa kami mohon maaf dan permakluman. Dan semoga proposal ini dapat dikongkritkan dan akan menjadi sebuah awal yang baik bagi jangka panjang PALCOMTECH. Berikutnya tak lupa kami ucapkan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya atas niatan baik PALCOMTECH untuk ikut serta membimbing dan mengembangkan pengalaman dan profesionalitas Kami, semoga Allah SWT selalu merahmati dan melindungi kita semua. Amin.

Ketua Pelaksana Sekertaris


……



H. LAMPIRAN.
TIM PERSIAPAN PEMBENTUKAN UNIT KEGIATAN MAHASISWA PENCINTA ALAM PALCOMTECH
Pembina
PIMPINAN PALKOMTEK
SUHERMAN WAHID SE.,MM.
Pelindung
KETUA YAYASAN PALKOMTEK
HENDRI
Ketua Pelaksana Pembentukan UKM
Angga Saputra
TIM Pembentukan UKM MAPACOMTECH
ROBBY
NIS.06.012.1392
IKMAL
NIS.06.012.1269
YAYAN
NIS.06.012.1384
TONY
NIS.06.012.1

Proposal ini di buat anak KPA BASS PAL untuk pendirian UKM MAPALA di PALCOMTECH, dan telah terealisasikan sekarang UKM MAPALA di PALCOMTECH telah berdiri dengan nama PAJARPALA. hal ini menanda kerja keras anak-anak KPA BASS PAL terbalas sudah.


untuk download file lengkapnya, silahkan klik link dibawah ini:

http://www.ziddu.com/downloadfile/3123029/PROPOSALUKM.doc.html

Semua Tentang Kabut

Semua Tentang Kabut

Kabut adalah kumpulan tetes-tetes air yang sangat kecil yang melayang-layang di udara. Kabut mirip dengan awan, kecuali bahwa awan tidak menyentuh permukaan bumi, sedangkan kabut menyentuh permukaan bumi.

Kabut terbentuk dari uap air yang berasal dari tanah yang lembab, tanaman-tanaman, sungai, danau, dan lautan. Uap air ini berkembang dan menjadi dingin ketika naik ke udara. Udara dapat menahan uap air hanya dalam jumlah tertentu pada suhu tertentu. Udara pada suhu 30º C dapat mengandung uap air sebangyak 30 gr uap air per m³, maka udara itu mengandung jumlah maksimum uap air yang dapat ditahannya. Volume yang sama pada suhu 20º C udara hanya dapat menahan 17 gr uap air. Sebanyak itulah yang dapat ditahannya pada suhu tersebut. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.



Ketika suhu udara turun dan jumlah uap air melewati jumlah maksimum uap air yang dapat ditahan udara, maka sebagian uap air tersebut mulai berubah menjadi embun. Kabut akan hilang ketika suhu udara meningkat dan kemampuan udara menahan uap air bertambah. Menurut istilah yang diakui secara internasional, kabut adalah embun yang mengganggu penglihatan hingga kurang dari 1 Km.

Ada 4 macam jenis kabut ialah;

1. Kabut Advection
2. Kabut Frontal
3. Kabut Radisi
4. Kabut Gunung

Kabut Advection adalah kabut yang terbentuk dari aliran udara yang melalui suatu permukaan yang memiliki suhu yang berbeda. Salah satu contoh kabut ini adalah kabut Laut yang terjadi ketika udara yang basah dan hangat mengalir di atas suatu permukaan yang dingin. Kabut laut sering muncul di sepanjang pesisir pantai dan di tepi-tepi danau.

Salah satu jenis yang lain dari Kabut Advection disebut Kabut Uap. Kabut ini terbentuk dari aliran udara dingin yang melalui air hangat. Uap air dari hasil penguapan permukaan air secara terus menerus, bertemu dengan udara dingin. Ketika udara mencapai titik jenuh, maka kelebihan uap air secara cepat mengembun menjadi kabut yang berasal dari penguapan permukaan air. Kabut Uap sering muncul pada saat udara dingin bertiup di atas danau yang luas dan bertiup diatas danau yang hangat.

Kabut Frontal terbentuk melalui suatu pertemuan antara dua masa udara yang berbeda temperaturnya. Kabut ini terbentuk ketika hujan turun dari masa udara yang hangat ke dalam masa udara yang dingin tempat uap air menguap. Dengan demikian akan menyebabkan uap air pada udara dingin melampau titik jenuh.

Kabut Radisi terbentuk pada malam yang tenang dan bersih, ketika tanah memancarkan kembali panas ke dalam udara. Satu lapis kabut terbentuk di seluruh permukaan tanah, dan secara bertahap bertambah menjadi tebal. Kabut Radiasi sering muncul di lembah-lembah yang dalam.

Kabut Gunung terbentuk ketika uap air bergerak menuju ke atas melewati lereng-lereng gunung. Udara dingin bergerak ke atas lereng sampai tidak sanggup menahan uap air. Titik-titik kabut kemudian terbentuk di sepanjang lereng gunung.

Minggu, 16 November 2008

Membuat Api di Hutan Khas


Api

Membuat perapian

di hutan khas Cihanjawar

Penulis: Antonius Satya/ Widya NP.

Membuat perapian merupakan salah satu teknik hidup di alam bebas yang sangat penting terutama dalam kondisi survival. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari membuat perapian. Memasak, menghangatkan badan serta menjauhkan kita dari binatang merupakan bagian darinya. Selain itu perapian juga memberikan suatu efek psikologi yang besar. Kita akan merasa tenang dan nyaman jika berada di dekatnya. Namun semakin besar perapian, pengawasannya juga harus lebih ketat karena kemungkinan terjadi kebakaran menjadi semakin besar juga. Selain itu kita dituntut untuk sebijaksana mungkin memilih bahan-bahan kayu yang diperlukan.

Selain membuat perapian dalam tungku (hawu) di rumahnya, beberapa penduduk Cihanjawar yang punya kebiasaan berburu dan melewatkan beberapa hari di dalam hutan, memiliki teknik membuat api dan perapian. Mungkin bagi masyarakat Cihanjawar sendiri, membuat perapian seperti ini tentulah merupakan kebiasaan sehari-hari bagi mereka dan tidak ada yang menarik. Dari beberapa kali pengamatan, mereka ternyata telah melakukan prinsip-prinsip dasar dalam membuat suatu perapian yang baik.

Namun, terlebih dulu kita harus kembali mengingat tiga unsur penting dalam membuat suatu perapian, yaitu panas, bahan bakar dan udara. Setelah ketiga hal ini terpenuhi maka unsur penyusunan bahan bakar perapian menjadi hal yang sangat penting.

Selalu persiapkan terlebih dahulu bahan bakar yang cukup. Pisahkanlah bahan ini berdasarkan ukurannya. Pisahkan ranting-ranting kecil dengan ranting yang agak besar dan batang kayu yang besar. Jika kayunya agak lembab ataupun basah, sisiklah terlebih dahulu bagian yang basah atau bisa juga dengan membuat cacahan-cacahan pada batangnya sehingga menyerupai bunga-bunga kayu.

Urutan kerjanya adalah sebagai berikut;

a. Siapkan bahan bakar yang cukup, ambilah sebatang kayu yang berukuran sedang sebagai tumpuan bawah (Gambar 1a).

b. Lalu dapat dipalangkan dua buah kayu yang juga berukuran sedang (Gambar 1b). Jangan sampai jarak antara tanah dengan kayu kedua terlalu tinggi sehingga menyulitkan panas api (pembakaran) sampai ke atas. Hal ini akan mengakibatkan kayu yang diatas sulit terbakar dan menjadi bara sedangkan kayu yang telah menjadi bara dibawah akan cepat habis jika tidak diberi “umpan” lagi.

c. Susun lagi ranting-ranting kecil dengan memalangkannya di atas kedua kayu yang dibuat diatas (Gambar 1c). Pastikan ranting-ranting ini tidak mudah terjatuh/menggelincir ke bawah. Oleh karena itu usahakan kedua palang kayu tersebut tidak terlalu miring.

d. Susunlah ranting-ranting yang paling kecil sehingga api yang muncul dapat dengan mudah membakar ranting tersebut. Jangan menumpuk ranting secara berlebihan (Gambar 1d).

e. Nyalakan api dengan bantuan korek, atau pemantik (dalam bahasan ini memang kita tidak akan membicarakan bagaimana membuat api dengan metoda-metoda yang ada tapi lebih mengarah pada pembuatan perapian) di bagian paling dasar. Gunakan bantuan daun-daun kering atau plastik sampah.

f. Jika api sudah menjilat ranting-ranting yang paling kecil, tetap lakukan perautan kayu menjadi bagian-bagian yang kecil dan digunakan sebagai umpan. Usahakan agar lidah api membakar ranting atau daun kering untuk memperbesar nyala api.

g. Apabila ranting terlalu ke sisi (sehingga tidak terbakar), pindahkanlah ke bagian yang “terjilat”oleh lidah api.

h. Terus tumpuk ranting-ranting kayu sambil tetap memberi lubang sebagai sirkulasi udara

i. Perhatikan jarak antara sumber api dengan ranting/kayu yang dibakarnya. Jangan terlalu jauh dan juga jangan sangat berdekatan.


















Urutan kerja pembuatan suatu perapian di Cihanjawar Gunung, susunan kayu bakar untuk perapian sistem blok

Setelah nyala api cukup stabil dan terdapat bara yang cukup banyak, letakan kayu-kayu yang lebih besar sebagai umpan. Susunlah kayu tersebut secara beraturan. Usahakan tetap memberi umpan-umpan kecil di lubang-lubang yang terbuka sehingga bara terus dihasilkan.

Kelebihan cara ini adalah mudah untuk membuatnya. Persiapkan bahan secukupnya. Dalam kondisi survival, perapian seperti ini akan membantu karena digunakan untuk keperluan tertentu saja dan tidak lama. Untuk memadamkannya juga tidak terlalu sulit.

Kekurangan sistem ini adalah rentan terhadap hujan sehingga kita harus memberikan perlindungan khusus. Jika nyala api belum stabil kondisinya akan lebih buruk lagi. Perapian tidak akan selesai karena umpan kayu dan rantingnya menjadi basah.

Namun dalam kondisi-kondisi survival, cara ini kemungkinan berhasilnya lebih besar dan lebih mudah dibuat dibandingkan dengan cara yang akan diterangkan dibawah ini.

Sistem ini dibuat dengan cara menumpuk bahan kayu bakar dengan rapat (Gambar 2).

Perapian Sistem “Blok”

Persiapkanlah terlebih dulu ranting-ranting dengan berbagai ukuran. Pisahkan jenis-jenis ranting ini berdasarkan ukuran tersebut. Sedapat mungkin carilah kayu-kayu yang telah rubuh atau telah mati. Jangan memakai bahan kayu yang tumbuh di daerah perairan (seperti tepian sungai, tepi danau); meskipun telah mati dan kering, kayu dari daerah ini tidak akan terbakar kecuali menjadi arang.

Cara menumpuk/menyusun kayu bakar:

1. Jajarkan di atas tanah; kayu yang sama ukuran sebesar lengan tangan pada lapis pertama dan ke-2 serapat mungkin.

2. Jajarkan kayu berdiameter lebih kecil serapat mungkin pada 3-5 lapisan berikutnnya. Setiap lapisan dengan posisi (secara horisontal) bersilangan antar lapisan (Gambar 2).

3. Buat sedikit ruang kosong dan “pintu” di bagian tengah/bawah: untuk menaruh bahan awal api/umpan (yg terdiri dari ranting, potongan kayu kecil dan kering) secukupnya. Susunlah diatasnya lapisan jajaran kayu berikutnya; Mulailah dengan jajaran kayu berdiameter kecil (sebesar jari tangan) beberapa lapis.

4. Diatasnya, buatlah jajaran kayu yang lebih besar: lapisan kayu sebesar lengan 2-3 lapis, kemudian dilanjutkan lapisan jajaran kayu yg lebih besar: sebesar kaki s/d sebesar paha pada bagian paling atas.

5. Ingat antar lapisan tumpukan saling bersilangan!

Menyalakan dan memelihara api awal

1. Buka pada “pintu” di bagian tengah atau bawah tumpukan (bagian lapisan kayu kecil)

2. Letakkan ditengahnya bahan api awal (lilin, ranting dan daun kering) dan nyalakan.

3. Tutup kembali “pintu” dengan kayu.

4. Biarkan dan tunggu beberapa saat (1/2-1 jam), api akan membakar lapisan diatasnya.

Pada awalnya api tak akan terlihat, melainkan mengepulkan asap/uap akibat pemanasan terhadap kayu basah diatasnya. Semakin tipis asap mengepul pertanda api awal akan padam.

5. Jika api awal padam, buka pintu dan isi kembali dengan bahan awal yang cukup kering dan nyalakan kembali.

Semakin tebal asap semakin baik dan menjadi jaminan api unggun akan menyala.

6. Jika api telah membakar 2-3 lapisan kayu diameter besar diatasnya, kita mulai bisa membuka lapisan teratas untuk merasakan apinya.

Kelebihan:

- Kayu basah dan diameter batang pohon cukup tebal (besar) dapat habis terbakar

- Daya tahan (durasi)/lama waktu bakar cukup lama

- Saat pembakaran kayu awal: tak perlu dilindungi, dalam kondisi hujanpun bisa ditinggalkan (tanpa pengawasan/penjagaan terus menerus).

Kekurangan:

- Waktu yang dibutuhkan dari api awal s/d api unggun menyala: cukup lama (1-2 jam)

- Memakan waktu dan energi cukup besar untuk menebang pohon/ bahan kayu bakar


Mengiris kayu menjadi serpihan kecil (bunga-bunga kayu) untuk bahan awal membuat api. Foto: Anton.


Membuat api model blok dalam kondisi survival sebenarnya tidak begitu efektif. Selain membuang banyak tenaga, kondisi survival hanya sementara dan diusahakan berpindah ke kondisi yg lebih baik, terkecuali kita melakukan survival diam di tempat (statis) dengan syarat lainnya terpenuhi, contoh air, bahan makanan, perlindungan.

Model ini lebih cocok digunakan dalam perkemahan statis yang relatif lama di satu tempat. Contoh: di Kemah penelitian atau saat latihan seperti pendidikan dasar.

Saat latihan (misalnya pendidikan dasar) perapian seperti ini digunakan untuk pengamanan bagi peserta juga (sebagai penghangat, pengolahan masakan yang cukup besar, antisipasi jika terjadi kedinginan/kehujanan, hipotermi dan lain-lain).


Etika Membuat Perapian

Terkadang membuat perapian menjadi suatu perdebatan di kalangan penggiat alam terbuka dan pemerhati lingkungan.

Beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian dalam membuat perapian adalah:

1. Buatlah perapian yang secukupnya, tidak terlalu besar dan membutuhkan bahan bakar kayu yang banyak, sesuaikan dengan maksud kita membuat perapian.

2. Jangan menebang kayu sembarangan! Walaupun terkadang hal ini sangat kontradiktif dengan pembuatan perapian, bukan berarti membuat suatu perapian dilarang sama sekali. Yang diperlukan adalah kebijaksanaan kita saat membuat dan menggunakannya. Pilihlah kayu yang telah tumbang ataupun mati yang cukup kering/tidak mengandung banyak air. Cukup banyak ranting-ranting yang telah mati di dalam hutan dan dapat digunakan daripada melakukan penebangan. Daun-daun kering juga dapat dipergunakan sebagai “pemancing” dalam membuat perapian.

3. Pastikan perapian yang akan dipadamkan benar-benar telah mati/padam. Setelah itu dikubur dalam tanah. Perhatikan bagian dasar dari perapian terbuat dari gambut, tanah, atau akar-akar kayu yang menumpuk. Sebaiknya membuat api di atas tanah karena akar ataupun gambut dapat terbakar secara menjalar di lapisan bawah tanpa terlihat oleh kita.

Membakar hutan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan menanam pohon”.

Panoramix dukun Galia, saat ditanya “apakah dia memiliki obat untuk mempercepat tumbuhnya pohon?”. Sohib Asterix ini menjawab; “Tumbuh pohon memerlukan waktu, setelah berkali-kali matahari terbit dan tenggelam, tahun ke tahun untuk menjadi besar”.

Setidaknya kita dapat belajar dari masyarakat Cihanjawar Gunung yang masih tetap memelihara hutannya walaupun masih mempergunakan kayu bakar saat memasak.



Copyright © 2004. Perhimpunan Penempuh Rimba & Pendaki Gunung Wanadri
























kpa bass pal © 2008 Template by:
SkinCorner