Minggu, 16 November 2008

Membuat Api di Hutan Khas


Api

Membuat perapian

di hutan khas Cihanjawar

Penulis: Antonius Satya/ Widya NP.

Membuat perapian merupakan salah satu teknik hidup di alam bebas yang sangat penting terutama dalam kondisi survival. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari membuat perapian. Memasak, menghangatkan badan serta menjauhkan kita dari binatang merupakan bagian darinya. Selain itu perapian juga memberikan suatu efek psikologi yang besar. Kita akan merasa tenang dan nyaman jika berada di dekatnya. Namun semakin besar perapian, pengawasannya juga harus lebih ketat karena kemungkinan terjadi kebakaran menjadi semakin besar juga. Selain itu kita dituntut untuk sebijaksana mungkin memilih bahan-bahan kayu yang diperlukan.

Selain membuat perapian dalam tungku (hawu) di rumahnya, beberapa penduduk Cihanjawar yang punya kebiasaan berburu dan melewatkan beberapa hari di dalam hutan, memiliki teknik membuat api dan perapian. Mungkin bagi masyarakat Cihanjawar sendiri, membuat perapian seperti ini tentulah merupakan kebiasaan sehari-hari bagi mereka dan tidak ada yang menarik. Dari beberapa kali pengamatan, mereka ternyata telah melakukan prinsip-prinsip dasar dalam membuat suatu perapian yang baik.

Namun, terlebih dulu kita harus kembali mengingat tiga unsur penting dalam membuat suatu perapian, yaitu panas, bahan bakar dan udara. Setelah ketiga hal ini terpenuhi maka unsur penyusunan bahan bakar perapian menjadi hal yang sangat penting.

Selalu persiapkan terlebih dahulu bahan bakar yang cukup. Pisahkanlah bahan ini berdasarkan ukurannya. Pisahkan ranting-ranting kecil dengan ranting yang agak besar dan batang kayu yang besar. Jika kayunya agak lembab ataupun basah, sisiklah terlebih dahulu bagian yang basah atau bisa juga dengan membuat cacahan-cacahan pada batangnya sehingga menyerupai bunga-bunga kayu.

Urutan kerjanya adalah sebagai berikut;

a. Siapkan bahan bakar yang cukup, ambilah sebatang kayu yang berukuran sedang sebagai tumpuan bawah (Gambar 1a).

b. Lalu dapat dipalangkan dua buah kayu yang juga berukuran sedang (Gambar 1b). Jangan sampai jarak antara tanah dengan kayu kedua terlalu tinggi sehingga menyulitkan panas api (pembakaran) sampai ke atas. Hal ini akan mengakibatkan kayu yang diatas sulit terbakar dan menjadi bara sedangkan kayu yang telah menjadi bara dibawah akan cepat habis jika tidak diberi “umpan” lagi.

c. Susun lagi ranting-ranting kecil dengan memalangkannya di atas kedua kayu yang dibuat diatas (Gambar 1c). Pastikan ranting-ranting ini tidak mudah terjatuh/menggelincir ke bawah. Oleh karena itu usahakan kedua palang kayu tersebut tidak terlalu miring.

d. Susunlah ranting-ranting yang paling kecil sehingga api yang muncul dapat dengan mudah membakar ranting tersebut. Jangan menumpuk ranting secara berlebihan (Gambar 1d).

e. Nyalakan api dengan bantuan korek, atau pemantik (dalam bahasan ini memang kita tidak akan membicarakan bagaimana membuat api dengan metoda-metoda yang ada tapi lebih mengarah pada pembuatan perapian) di bagian paling dasar. Gunakan bantuan daun-daun kering atau plastik sampah.

f. Jika api sudah menjilat ranting-ranting yang paling kecil, tetap lakukan perautan kayu menjadi bagian-bagian yang kecil dan digunakan sebagai umpan. Usahakan agar lidah api membakar ranting atau daun kering untuk memperbesar nyala api.

g. Apabila ranting terlalu ke sisi (sehingga tidak terbakar), pindahkanlah ke bagian yang “terjilat”oleh lidah api.

h. Terus tumpuk ranting-ranting kayu sambil tetap memberi lubang sebagai sirkulasi udara

i. Perhatikan jarak antara sumber api dengan ranting/kayu yang dibakarnya. Jangan terlalu jauh dan juga jangan sangat berdekatan.


















Urutan kerja pembuatan suatu perapian di Cihanjawar Gunung, susunan kayu bakar untuk perapian sistem blok

Setelah nyala api cukup stabil dan terdapat bara yang cukup banyak, letakan kayu-kayu yang lebih besar sebagai umpan. Susunlah kayu tersebut secara beraturan. Usahakan tetap memberi umpan-umpan kecil di lubang-lubang yang terbuka sehingga bara terus dihasilkan.

Kelebihan cara ini adalah mudah untuk membuatnya. Persiapkan bahan secukupnya. Dalam kondisi survival, perapian seperti ini akan membantu karena digunakan untuk keperluan tertentu saja dan tidak lama. Untuk memadamkannya juga tidak terlalu sulit.

Kekurangan sistem ini adalah rentan terhadap hujan sehingga kita harus memberikan perlindungan khusus. Jika nyala api belum stabil kondisinya akan lebih buruk lagi. Perapian tidak akan selesai karena umpan kayu dan rantingnya menjadi basah.

Namun dalam kondisi-kondisi survival, cara ini kemungkinan berhasilnya lebih besar dan lebih mudah dibuat dibandingkan dengan cara yang akan diterangkan dibawah ini.

Sistem ini dibuat dengan cara menumpuk bahan kayu bakar dengan rapat (Gambar 2).

Perapian Sistem “Blok”

Persiapkanlah terlebih dulu ranting-ranting dengan berbagai ukuran. Pisahkan jenis-jenis ranting ini berdasarkan ukuran tersebut. Sedapat mungkin carilah kayu-kayu yang telah rubuh atau telah mati. Jangan memakai bahan kayu yang tumbuh di daerah perairan (seperti tepian sungai, tepi danau); meskipun telah mati dan kering, kayu dari daerah ini tidak akan terbakar kecuali menjadi arang.

Cara menumpuk/menyusun kayu bakar:

1. Jajarkan di atas tanah; kayu yang sama ukuran sebesar lengan tangan pada lapis pertama dan ke-2 serapat mungkin.

2. Jajarkan kayu berdiameter lebih kecil serapat mungkin pada 3-5 lapisan berikutnnya. Setiap lapisan dengan posisi (secara horisontal) bersilangan antar lapisan (Gambar 2).

3. Buat sedikit ruang kosong dan “pintu” di bagian tengah/bawah: untuk menaruh bahan awal api/umpan (yg terdiri dari ranting, potongan kayu kecil dan kering) secukupnya. Susunlah diatasnya lapisan jajaran kayu berikutnya; Mulailah dengan jajaran kayu berdiameter kecil (sebesar jari tangan) beberapa lapis.

4. Diatasnya, buatlah jajaran kayu yang lebih besar: lapisan kayu sebesar lengan 2-3 lapis, kemudian dilanjutkan lapisan jajaran kayu yg lebih besar: sebesar kaki s/d sebesar paha pada bagian paling atas.

5. Ingat antar lapisan tumpukan saling bersilangan!

Menyalakan dan memelihara api awal

1. Buka pada “pintu” di bagian tengah atau bawah tumpukan (bagian lapisan kayu kecil)

2. Letakkan ditengahnya bahan api awal (lilin, ranting dan daun kering) dan nyalakan.

3. Tutup kembali “pintu” dengan kayu.

4. Biarkan dan tunggu beberapa saat (1/2-1 jam), api akan membakar lapisan diatasnya.

Pada awalnya api tak akan terlihat, melainkan mengepulkan asap/uap akibat pemanasan terhadap kayu basah diatasnya. Semakin tipis asap mengepul pertanda api awal akan padam.

5. Jika api awal padam, buka pintu dan isi kembali dengan bahan awal yang cukup kering dan nyalakan kembali.

Semakin tebal asap semakin baik dan menjadi jaminan api unggun akan menyala.

6. Jika api telah membakar 2-3 lapisan kayu diameter besar diatasnya, kita mulai bisa membuka lapisan teratas untuk merasakan apinya.

Kelebihan:

- Kayu basah dan diameter batang pohon cukup tebal (besar) dapat habis terbakar

- Daya tahan (durasi)/lama waktu bakar cukup lama

- Saat pembakaran kayu awal: tak perlu dilindungi, dalam kondisi hujanpun bisa ditinggalkan (tanpa pengawasan/penjagaan terus menerus).

Kekurangan:

- Waktu yang dibutuhkan dari api awal s/d api unggun menyala: cukup lama (1-2 jam)

- Memakan waktu dan energi cukup besar untuk menebang pohon/ bahan kayu bakar


Mengiris kayu menjadi serpihan kecil (bunga-bunga kayu) untuk bahan awal membuat api. Foto: Anton.


Membuat api model blok dalam kondisi survival sebenarnya tidak begitu efektif. Selain membuang banyak tenaga, kondisi survival hanya sementara dan diusahakan berpindah ke kondisi yg lebih baik, terkecuali kita melakukan survival diam di tempat (statis) dengan syarat lainnya terpenuhi, contoh air, bahan makanan, perlindungan.

Model ini lebih cocok digunakan dalam perkemahan statis yang relatif lama di satu tempat. Contoh: di Kemah penelitian atau saat latihan seperti pendidikan dasar.

Saat latihan (misalnya pendidikan dasar) perapian seperti ini digunakan untuk pengamanan bagi peserta juga (sebagai penghangat, pengolahan masakan yang cukup besar, antisipasi jika terjadi kedinginan/kehujanan, hipotermi dan lain-lain).


Etika Membuat Perapian

Terkadang membuat perapian menjadi suatu perdebatan di kalangan penggiat alam terbuka dan pemerhati lingkungan.

Beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian dalam membuat perapian adalah:

1. Buatlah perapian yang secukupnya, tidak terlalu besar dan membutuhkan bahan bakar kayu yang banyak, sesuaikan dengan maksud kita membuat perapian.

2. Jangan menebang kayu sembarangan! Walaupun terkadang hal ini sangat kontradiktif dengan pembuatan perapian, bukan berarti membuat suatu perapian dilarang sama sekali. Yang diperlukan adalah kebijaksanaan kita saat membuat dan menggunakannya. Pilihlah kayu yang telah tumbang ataupun mati yang cukup kering/tidak mengandung banyak air. Cukup banyak ranting-ranting yang telah mati di dalam hutan dan dapat digunakan daripada melakukan penebangan. Daun-daun kering juga dapat dipergunakan sebagai “pemancing” dalam membuat perapian.

3. Pastikan perapian yang akan dipadamkan benar-benar telah mati/padam. Setelah itu dikubur dalam tanah. Perhatikan bagian dasar dari perapian terbuat dari gambut, tanah, atau akar-akar kayu yang menumpuk. Sebaiknya membuat api di atas tanah karena akar ataupun gambut dapat terbakar secara menjalar di lapisan bawah tanpa terlihat oleh kita.

Membakar hutan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan menanam pohon”.

Panoramix dukun Galia, saat ditanya “apakah dia memiliki obat untuk mempercepat tumbuhnya pohon?”. Sohib Asterix ini menjawab; “Tumbuh pohon memerlukan waktu, setelah berkali-kali matahari terbit dan tenggelam, tahun ke tahun untuk menjadi besar”.

Setidaknya kita dapat belajar dari masyarakat Cihanjawar Gunung yang masih tetap memelihara hutannya walaupun masih mempergunakan kayu bakar saat memasak.



Copyright © 2004. Perhimpunan Penempuh Rimba & Pendaki Gunung Wanadri
























PERTANYAAN DAN JAWABAN SEPUTAR ORGANISASI

PERTANYAAN DAN JAWABAN SEPUTAR ORGANISASI


Ditulis Khusus Oleh :

Untung Hamonangan Panggabean Sip.,Msi.,



1. APA ITU ORGANISASI ?

Organisasi adalah sebuah 1tempat imajiner yang tercipta karena bersatu, berpadu, dan bekerjasamanya 2 orang atau lebih yang memiliki tujuan yang sama.
Sebab itu organisasi memiliki dua tanda utama keberadaannya, yaitu; terdapatnya sejumlah orang atau individu yang memiliki tujuan yang sama, serta 2terdapatnya aturan, pembagian fungsi pengurus dan anggota melalui pembentukan struktur kepengurusan dan struktur keanggotaan, prinsip umum menjalankan organisasi atau peraturan organisasi, garis besar kesepakatan mengenai hak dan kewajiban, status pengurus dan keanggotaan, sebagai bagian dari 3dinamika organisasi.

2. BAGAIMANA CARA BERORGANISASI YANG BAIK ?
Jawabannya sudah pasti tergantung kepada faktor bagaimana keseluruhan awak organisasi (baik pengurus maupun anggota) 1mampu mengatur diri mereka sendiri dan 2menjelaskan, membukukan dan menyusun serta mengumumkan dan mendoktrinkan tujuan-tujuan umum yang ingin dicapai organisasi kepada seluruh awak organisasi serta 3menggunakan musyawarah tahunan organisasi bukan hanya untuk memilih ketua tetapi untuk menetapkan program kerja dan total biaya atau pendanaan yang dibutuhkan untuk melaksanakannya, sehingga sejak awal kepengurusan baru seluruh awak organisasi telah mengetahui pengembangan-pengembangan strategis yang berhubungan dengan program kerja organisasi sejak awal masa kepengurusan. Jika hal ini dilaksanakan dengan ketulusan dan kehendak semua pengurus dan anggota, maka kekompakan dan kerja tim yang mudah dilakukan serta pelaksanaan rapat-rapat evaluasi antar anggota – pengurus setiap bulannya, akan menjadikan organisasi ini kuat.

3. TENTANG ORGANISASI LEGAL ATAU TIDAK ?
Suatu organisasi dinyatakan legal atau berdasar hukum, jika tercatat di Pengadilan Negeri (TK II Kabupaten, Kota), atau Kejati, atau memiliki minuta (catatan) atau keterangan hukum dari pihak Akta Notaris. Sehingga bila organisasi kita belum memiliki catatan hukum, maka segera lakukan pembahasan Anggaran Dasar. Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), lalu tuliskan dan print-out dan daftarkan ke Akta-akta Notaris (bisa dicari, cari aja pengacara dengan plang kerjanya bertuliskan: AKTA NOTARIS atau PPAT, AKTA NOTARIS. Setelah mendapatkan akta notaris yang mau meminutakan AD/ART kita, maka langkah berikutnya adalah mencatatkan Akta organisasi kita yang dikeluarkan Akta notaris tersebut ke Pengadilan Negeri atau pengadilan tinggi, yang penting temukan akta notarisnya, dan konsultasikan semua pertanyaan legalitas (hukum) organisasi kepadanya.

4. BAGAIMANA MENYUSUN PROJEK PROPOSAL YANG BAIK ?
Proposal pada dasarnya artinya adalah usulan. Usulan dalam bentuk tertulis. Proposal tidak hanya dilakukan untuk memberi kejelasan acara (program kerja organisasi) yang akan dilakukan, tetapi proposal juga disebarluaskan kepada pihak-pihak terkait seperti: pemerintah, perusahaan swasta, tokoh-tokoh pemuda dan masyarakat, dan lain-lainnya, untuk pengumpulan dana dan pencarian sponsor. Sehingga sebenarnya setiap proposal seharusnya sudah selesai dirancang dan disebarluaskan minimal 1 ½ bulan sebelum waktu pelaksanaan program kerja atau kegiatan tersebut.

Proposal yang baik harus memuat beberapa hal berikut:

A. LATAR BELAKANG:
Disini jabarkan atau jelaskan apa yang menjadi latar belakang, atau apa yang menjadi sebab bagi pentingnya pelaksanaan program kerja atau kegiatan yang ditawarkan, diajukan, diusulkan=diproposalkan. Biasanya kata-kata yang harus dirangkai dalam bagian ini adalah jawaban dari pertanyaan “mengapa kegiatan ini perlu untuk kami lakukan ?”, dan “mengapa anda harus mendukung, mensponsori, atau membiayainya ?”

B. DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN:
Di bagian ini cantumkan poin-poin dasar hukum kegiatan, seperti poin AD/ART BASS PAL mengenai pelaksanaan kegiatan atau program kerja organisasi, tambahkan juga peraturan atau keputusan organisasi yang lebih teknis seperti keputusan organisasi dalam mengesahkan materi-materi program kerja.

C. TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN DARI PELAKSANAAN KEGIATAN:
Di bagian ini ingat! Harus bedakan tujuan pelaksanaan kegiatan dari hasil atau dampak yang diharapkan terjadi dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Sebagai contoh: tujuan pelaksanaan kegiatan adalah melatih jasmani pesertra kegiatan. Sementara hasil yang diharapkan adalah peserta melalui pelaksanaan kegiatan tersebut akan sehat, memiliki tubuh yang lebih baik dan fit.

D. GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN KEGIATAN:
Di bagian ini gambarkan atau simulasikan, kronologiskan secara konseptual dan jelas waktu, tanggal dan harinya, serta jenis proses kegiatan dari awal sampai akhir. Sebagai contoh: KEGIATAN DIKSAR MOUNTAINEERING KPA BASS PAL. Tanggal 18 Jan 2007 seluruh peserta telah menyerahkan formulir kesediaan mengikuti kegiatan paling lambat jam 16.00 di sekretariat panitia di Jl. A, no 0. Tanggal 19 Januari seluruh peserta telah berada di kantor panitia dan telah membawa perlengkapan, siap untuk berangkat pada jam 06.00 pagi. Jam 10.00 sampai di lokasi pelatihan, jam 10.10 – 10.30 pemeriksaan perlengkapan. Jam 12.00 pengkondisian sampai tanggal 21 jan Jam 12.00. 21 jan jam 13.00 dimulai materi sampai tanggal 22 jan jam 23.00. Jam 00.00 sampai jam 05.00 23 Januari waktu untuk pelantikan dan seleksi kelulusan pelatihan, dan seterusnya... susun sedetil mungkin poin per poin teratur rapih.

E. KEBUTUHAN BIAYA PELAKSANAAN KEGIATAN:
Detilkan sedetil mungkin semua kebutuhan biaya yang dibutuhkan dari membuat proposal, ongkos peserta, biaya pelatihan, biaya sertifikat dan lain-lain.Sebutkan pula sumber pembiayaan seperti dari iuran anggota, iuran peserta DIKSAR, tabungan organisasi, yang telah terkumpul lalu kurangkan dengan total kebutuhan biaya pelaksanaan kegiatan ini. Selisihnya adalah yang diharapkan dari sumber-sumber pendanaan lainnya.

F. MEKANISME SPONSORSHIP:
Pada bagian ini tawarkan sponsorship kepada pihak-pihak tertentu seperti organisasi kepemudaan KNPI, organisasi perusahaan, kios-kios, toko-toko, atau unit bisnis lainnya. Jelaskan bahwa jika mereka mau membiayai pelaksanaan kegiatan tersebut atau menutup atau membayar sisa kebutuhan pembiayaan pelaksanaan kegiatan dengan ketentuan sebagai berikut: jika pihak bersangkutan yang diberikan proposal bersedia menalangi seluruh biaya pelaksanaan kegiatan ia akan dijadikan sponsor tunggal, artinya tidak akan diambil sponsor lainnya, dan logo perusahaan atau organisasinya akan dipasang di setiap perlengkapan kegiatan, seperti di buku saku peserta, sertifikat, spanduk-spanduk, dan lain-lain. Bila hanya 50% maka dia akan menjadi sponsor biasa, dengan hak logo perusahaan atau organisasinya dicantumkan di perlengkapan kegiatan seperti di buku saku peserta, spanduk-spanduk, sertifikat dalam ukuran yang relatif lebih kecil atau cukup dalam arti tidak menghabiskan ruang atau tempat bagi sponsor lainnya. Ukuran logo yang dipasang adalah sama dengan para penyumbang lainnya. Untuk membuat bagian ini lebih rasional utarakan juga alasan mengapa keikutsertaan mereka menjadi sponsor dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah penting karena akan meningkatkan popularitas produk dan perusahaanya. Sebagai contoh: nyatakan bahwa 90% anggota KPABASS PAL merupakan pelajar kelas menengah masyarakat yang memiliki kemampuan konsumsi (membeli) dan kemampuan komunikasi (menyiarkan, mempromosi) diantara teman-teman dan lingkungannya. Sebutkan pula jumlah anggota aktif yang sensasional dan dipastikan akan mengetahui masalah sposnsorship ini.

G. PENUTUP:
Dalam bagian ini nyatakan bahwa semua yang diutarakan dalam proposal ini adalah benar, dan perkuat pula pernyataan tentang keinginan organisasi anda untuk bekerjasama saling menguntungkan dengan pihak organisasi atau perusahaannya secara profesional dalam jangka waktu yang lama. Lalu mohonkan maaf bila terdapat kesalahan dan ucapkan terimakasih yang amat sangat atas kehangatan dan kesediaan mereka membuka kesempatan untuk melakukan komunikasi dengan organisasi kita. Selesai.

H. LAMPIRAN:
Dalam bagian ini lampirkan semua hal yang penting, seperti susunan kepanitiaan, no. Rekening panitia, no. Rekening organisasi, lampirkan juga formulir-formulir yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan ini yang harus diisi oleh peserta, bagan sertifikat, spanduk dan lain-lain dengan mencantumkan ruang untuk logo perusahaan pihak sponsor sesuai dengan jenis-jenis sponsorshipnya.

5. BAGAIMANA MEMBESARKAN ORGANISASI ?
Jawabannya dengan melakukan tiga hal paling penting; 1tertib administrasi, jelasnya program kerja, 2pembangunan jaringan, 3peningkatan komunikasi lintas organisasi yang searah dan tidak searah. Untuk masalah tertib administrasi, jadikan kerapihan pengarsipan surat masuk, surat keluar sebagai suatu budaya atau keharusan dalam organisasi, usahakan untuk memiliki sekretariat yang definitif atau tidak berpindah-pindah (paling tidak kantor pusatnya), dan program kerja harus jelas semenjak awal kepengurusan dan telah ditetapkan dan dirancang sejak musyawarah besar organisasi. Untuk masalah pembangunan jaringan, lakukan komunikasi yang efisien dengan lima kelompok starategis yaitu; pemerintah, lsm-lsm, wartawan, tokoh agama dan tokoh politik, pa-pa utamanya wanadri, tokoh pemuda, dan yang paling penting kelompok pengusaha. Jangan malu untuk melakukan komunikasi, kalau perlu lakukan acara (seremonial) resmi seperti penandatanganan nota kesepahaman dan nota kerjasama, dengan komunikasi yang intens dengan kelompok-kelompok ini secara perlahan KPABASS PAL akan memiliki jaringan yang bermanfaat untuk mendukung eksistensi dan upaya pelaksanaan program kerja sampai tuntas. Berikutnya masalah komunikasi searah dan tidak searah adalah masih meneruskan masalah pembangunan jaringan, jangan malu-malu untuk bekerjasama atau mendekati melakukan audiensi dengan kepala dinas kehutanan, atau kepala perhutani, kenali tokoh-tokohnya dan nyatakan kepentingan organisasi anda untuk ikut terlibat mensukseskan program kerjanya dalam bidang yang memang sesuai dengan organisasi anda, sebagai contoh kegiatan penanaman hutan gundul, usahakan untuk mengambil manfaat eksistensi dan materiil dari kerjasama tersebut bagi organisasi. Begitu juga dengan pengusaha, jangan malu-malu, jangan segan, walaupun terlihat pengusaha tersebut tidak searah dengan program organisasi anda, tetapi tetap pegang prinsip bahwa pengusaha adalah penghasil uang, dan pengusaha tetap manusia yang membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan biasanya dapat membantu kita hanya dengan modal silaturahmi dan saling percaya. Lakukan hal ini, kalau memang anda ingin KPA BASS PAL eksis dan menjadi organisasi yang kuat dan BESAR!!!!!!!!!!!!!!!.
kpa bass pal © 2008 Template by:
SkinCorner